1. Masukkan data.File →Open →Impor →Pilih Data
2. Pilih Model →Non.Linear Model →Logit
Pada dependen variable: choose Y
Pada independent variable: ada D dan T
Pilih show p-value
OK
3. Maka akan keluar output sebagai berikut:
Convergence achieved after 6 iterations
Model 3: Logit estimates using the 35 observations 1-35
Dependent variable: Y
VARIABLE COEFFICIENT STDERROR T STAT P-VALUE
const -1.41734 1.09460 -1.295 0.19537
D 0.0686778 0.0264123 2.600 0.00932 ***
T -1.65895 0.922867 -1.798 0.07224 *
Mean of Y = 0.629
Number of cases 'correctly predicted' = 30 (85.7%)
f(beta'x) at mean of independent vars = 0.203
McFadden's pseudo-R-squared = 0.347378
Log-likelihood = -15.069
Likelihood ratio test: Chi-square(2) = 16.0419 (p-value 0.000329)
Akaike information criterion (AIC) = 36.1379
Schwarz Bayesian criterion (BIC) = 40.804
Hannan-Quinn criterion (HQC) = 37.7487
Predicted
0 1
Actual 0 9 4
Nah, mari kita interpretasi satu per satu output yang muncul.
1.Overall test:
Test
ini dilakukan untuk mengetahui apakah secara bersama-sama variabel
bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel tidak bebas atau minimal
ada satu variabel bebas yang berpengaruh signifikan terhadap variabel
tak bebas. Uji ini mirip dengan uji F pada analisis regresi linier
berganda. Nilai uji ini dapat dilihat pada LR X2 atau bila menggunakan nilai p-value dapat dilihat pada item prob> X2.
Untuk lebih mudahnya, dapat langsung kita lihat dengan menggunakan
nilai p-value, dimana nilai pob> chi2 menunjukkan angka 0.000. Nilai
ini lebih kecil dari tingkat signifikansi uji sebesar 0.05 sehingga kita
dapat menolak hipotesis nol yang menyatakan bahwa tidak ada variabel
bebas yang berpengaruh signifikan terhadap variabel tak bebas. Dengan
demikian, maka dengan tingkat kepercayaan 95 persen dapat disimpulkan
bahwa minimal terdapat satu variabel bebas yang berepengaruh signifikan
terhadap variabel tak bebas.
2. Parsial Test
Test ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh setiap variabel bebas
terhadap variabel tak bebas secara parsial. Uji ini mirip dengan uji t
pada analisis regresi linier berganda. Nilai uji ini dapat dilihat pada
nilai z atau bila menggunakan nilai p-value dapat dilihat pada item Sig.
Agar lebih mudah, kali ini kita akan menggunakan nilai Sig. Untuk
variabel T nilai Sig. adalah 0.072. Nilai ini lebih besar dari nilai
signifikansi uji sebesar 0.05 sehingga gagal menolah H0 yang menyatakan
bahwa variabel T tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel Y.
Sehingga dengan tingkat kepercayaan 95 persen dapat disimpulkan bahwa
variabel T tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel Y. Sementara
itu, untuk variabel D, mepunyai nilai Sig sebesar 0.009. Nilai ini lebih
kecil dari nilai signifikansi uji sebesar 0.05 sehingga H0 yang
menyatakan bahwa variabel T tidak berpengaruh signifikan terhadap
variabel Y bisa ditolak. Sehingga dengan tingkat kepercayaan 95 persen
dapat disimpulkan bahwa variabel D berpengaruh signifikan terhadap
variabel Y.
3. Pseudo R-Square
Nilai ini disebut Pseudo R-square karena dihitung berbeda dengan
penghitungan R-square pada analisis regresi berganda atau analisis
regresi sederhana. SPSS secara default menghitung nilai R-Square pada
regresi logistik dengan menggunakan formula Nagelkerke R-squared.
Pembacaannya sama seperti pembacaan nilai R-squared pada analisis
regresi berganda/sederhana. Nilai pseudo R-squared pada model ini adalah
0.502 artinya 50,2 persen variasi yang terjadi pada Y dapat dijelaskan
oleh variabel dalam model, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel
lain di luar model.
4. Interpretasi
Tidak seperti pada analisis regresi linier berganda/sederhana,
interpretasi pada analisis regresi logistik tidak dapat langsung dibaca
melalui nilai koefisiennya. Untuk dapat diinterpretasikan, terlebih
dahulu nilai koefisien setiap variabel harus di-eksponensial-kan. Untuk
variabel T, nilai exp(b) adalah 0.190 sedangkan nilai exp(b) dari
variabel D adalah 1.071.
Setelah
diperoleh nilai exp(b) atau yang lebih dikenal dengan odds ratio, maka
model akan siap diinterpretasi. Interpretasi antara variabel bebas
kuantitatif akan berbeda dengan variabel bebas kualitatif. Untuk
variabel bebas kuantitatif akan dibaca semakin besar atau semakin kecil
(tergantung tanda) sedangkan untuk variabel kualitatif akan dibaca
sebagai tingkat perbandingannya.
Untuk
variabel D: semakin lama durasi operasi seseorang, maka peluang untuk
mengalami sore throat setelah operasi akan semakin meningkat.
Untuk
variabel T: kecenderungan seseorang yang memakai tracheal tube untuk
mengalami sore throat adalah 0.190 kali dibanding pasien yang
menggunakan laryngeal mask airway.
0 komentar:
Posting Komentar